Bantu UKM, Mahasiswa IPB Gagas SNI Food Lovers
Ana Fitrotunnisa, mahasiswa Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat sebuah gagasan dengan judul "SNI Food Lover", Standarisasi Produk Pangan Lokal Milik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Gagasan itu disampaikan untuk meningkatkan kualitas produk dalam negeri berdaya saing global, sekaligus sebagai bagian dari strategi mewujudkan Indonesia Emas 2045. Kegiatan ini digelar oleh UKM Penelitian Universitas Negeri Lampung (UNILA). Pada lomba tersebut Ana Fitrotunnisa meraih juara I National Essay Competition (NEC) UKMP UNILA.
Unit Kegiatan Mahasiswa Penelitian (UKMP) merupakan UKM yang bergerak di bidang penalaran dan penelitian, dimana UKM ini terbuka untuk semua jurusan di UNILA, baik dari kelas Eksakta maupun kelas Sosial.
Tema perlombaan yang di usung oleh UKMP tersebut ialah "Kontribusi Pemuda untuk Mencapai Indonesia Emas 2045".
Pada saat memasuki babak final Ana Fitrotunnisa bersama dua orang mahasiswa lain, yakni Tati Nurkhikmah (Universitas Negeri Semarang) dan Tanti Rachmawati (Universitas Brawijaya).
Menurut Ana, sebagian besar UMKM di Indonesia adalah usaha mikro di sektor informal dan pada umumnya menggunakan bahan baku lokal dengan pasar lokal.
Selain itu perkembangan UMKM masih dihadapkan pada berbagai persoalan, sehingga menyebabkan lemahnya daya saing terhadap produk impor. Persoalan utama yang dihadapkan UMKM, antara lain keterbatasan infrastruktur dan akses pemerintah terkait perizinan dan birokrasi serta produk yang belum terstandar.
"Agar produk makanan yang kita dapat bersaing dan tidak ditolak ketika memasuki negara lain, kualitas produk pangan harus dijaga. Sehingga penting untuk melakukan standarisasi produk pangan milik UMKM," ungkap Ana.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berperan dalam memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta mewujudkan stabilitas nasional.
Selain itu UMKM juga sangat membantu negara/pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UMKM juga banyak tercipta unit-unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga.
Indonesia harus memperkuat sektor UMKM melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap produk-produk dari sektor tersebut.
Teknologi merupakan kata kunci dalam upaya melakukan standarisasi mutu produk UMKM. Jika standardisasi mutu produk dapat dilaksanakan, maka hadirnya pasar tunggal ASEAN akan membuka peluang yang sangat luas bagi produk UMKM, bukan saja untuk wilayah regional, tetapi juga untuk masuk ke pasar global. (at/zul)