BSN adakan Seminar UMKM dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Usaha Kecil dan Menengah termasuk usaha mikro merupakan tulang punggung perekonomian hampir di seluruh negara termasuk ASEAN dan Indonesia. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia yang menembus seluruh sektor ekonomi baik di pedesaan maupun di perkotaan. Oleh sebab itu, gerak UMKM perlu terus dikembangkan agar mampu tumbuh bersama dengan perusahaan besar berkelas dunia. Dan ini mengharuskan pengelolaan UMKM yang lebih dinamis dari tradisional menuju pengelolaan berbasis standar dan pemastian mutu melalui sertifikasi.
Demikian disampaikan Kepala BSN Prof. Bambang Prasetya dalam Seminar Standardisasi dan Sertifikasi Produk KUMKM bidang Makanan dan Minuman menuju globalisasi 2020 di Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta (15/04/2014). Sektor UMKM, lanjut Prof. Bambang, memiliki arti penting dalam perekonomian nasional. Sektor ini, dinilai telah terbukti mampu bertahan bahkan di saat krisis ekonomi melanda.
BSN secara berkesinambungan melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan instansi terkait, termasuk Kementerian Koperasi dan UKM dalam hal peningkatan penerapan standar untuk sektor UKM. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah ditetapkan oleh BSN, selain mengedepankan keselamatan, keamanan, dan kesehatan masyarakat serta lingkungan hidup, juga mempertimbangkan standar yang berlaku secara internasional dan kemampuan UKM dalam memenuhi standar tersebut.
Prof. Bambang mengungkapkan, untuk memberikan pemahaman terhadap persyaratan dalam suatu standar, BSN memberikan program insentif berupa bimbingan kepada UMKM yang sampai saat ini telah dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia. Selain itu, lanjut Prof. Bambang, setiap tahun BSN memberikan penghargaan SNI Award yang salah satu kategorinya diperuntukkan bagi UMKM yang secara konsisten menerapkan SNI.
Di forum internasional, BSN dengan dukungan instansi terkait memfasilitasi pengusulan standar produk yang terkait dengan sektor UKM seperti tempe dan tepung sagu hingga dapat diadopsi menjadi standar yang berlaku di tingkat regional Asia.Prof. Bambang mengingatkan, tantangan ke depan akan terus bertambah. Contohnya, untuk produk makanan dan minuman isu tentang standar halal terus bergulir. Dan ini bukan hal yang mustahil apabila dalam waktu dekat konsumen akan mempersyaratkan dan menuntut adanya jaminan halal pada produk yang mereka konsumsi.
Pada kesempatan acara tersebut, Menteri Negara Koperasi dan UMKM Syarif Hasan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada BSN karena telah menginisiasi acara seminar standar dan sertifikasi kumkm bidang makanan dan minuman menuju globalisasi 2020 ini serta harapannya bahwa UMKM bisa mendapatkan sertifikasi secara "gratis" dan mendapatkan bimbingan langsung oleh BSN mengenai langkah-langkah untuk mendapatkannya. Latar belakang diharapkannya sertifikasi secara gratis khusus produk umkm ini tidak lain adalah guna meningkatkan kualitas produk dalam negeri agar bisa bersaing di pasar internasional, terutama pasar tunggal di asia.
Seminar berlangsung setengah hari. Dalam diskusi yang dilakukan secara panel itu, mengambil tema : Mengembangkan Produktivitas Mutu KUMKM Bidang Makanan dan Minuman yang ber-SNI, Halal dan HKI bagi Masa Depan Generasi Tangguhâ€.
Hadir sebagai pembicara Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi BSN Kukuh S. Ahmad dengan topik Peranan Standardisasi dan Sertifikasi Produk KUMKM bidang Makanan dan Minuman; Konsultan Produk Halal Tati Maryati dengan topik Peningkatan Daya Saing KUMKM Melalui Penerapan Kehalalan Produk; Direktur Kerjasama dan Promosi Kementerian Hukum dan HAM dengan topic Peningkatan Daya Saing KUMKM Melalui Pemanfaatan HKI; serta Sukses Story UKM Peraih SNI Award PT. Gunung Subur Sejahtera. (dnw/awg)