Khansa Snack and Food Semakin Dipercaya Setelah Menerapkan SNI
Indonesia sebagai negara yang dikaruniai hasil bumi melimpah, mempunyai berbagai macam kreasi kuliner, salah satunya adalah abon ikan. Abon pada umumnya berasal dari olahan serat daging sapi, dan merupakan makanan yang digemari di Indonesia, hampir di seluruh tempat perbelanjaan menjual abon. Namun, tidak banyak produsen yang memproduksi abon ikan, salah satu produsen yang memproduksi abon ikan adalah Khansa Snack and Food. Khansa Snack and Food adalah Home Industry atau UMKM yang berlokasi di Sleman, Yogyakarta.
Pemilik Khansa Snack and Food, Nurul Indah Khasanah saat ditemui oleh Tim Badan Standardisasi Nasional (BSN) pada Selasa (29/12/2020) mengungkapkan bahwa latar belakang mendirikan Khansa Snack and Food dari keinginannya untuk memiliki usaha yang bisa dikerjakan bersama-sama di rumah.
Produk Khansa Snack and Food telah mendapatkan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) sesuai dengan SNI 7690.1:2013 Abon ikan. Sertifikasi tersebut menandakan bahwa produk abon ikan Khansa Snack and Food telah diolah sesuai standar kemanan pangan dan terjamin keamanan konsumsinya. Produk yang tersertifikasi tersebut antara lain abon ikan lele, salmon dan tuna. Selain aneka abon ikan, Khansa Snack and Food juga memproduksi abon dari daging ayam dan sapi.
Dalam proses penerapan dan sertifikasi SNI, Khansa Snack and Food diberikan fasilitasi oleh BSN. Fasilitasi yang diberikan yaitu bimbingan penerapan SNI, seperti memberikan pengetahun tentang cara pembuatan dokumen mutu dan implementasinya, serta memberi saran perbaikan tempat produksi yang higienis. Selain itu, BSN juga memfasilitasi pengujian produk serta sertifikasi ke Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro).
Proses pembimbingan penerapan SNI pada Khansa Snack and Food berjalan kurang lebih selama 6 bulan, dan tidak dipungut biaya sama sekali. Hal itu dikarenakan Khansa Snack and Food merupakan salah satu UMKM yang lolos seleksi program fasilitasi penerapan SNI oleh BSN.
Setelah mendapatkan sertifikat SNI, Khansa Snack and Food mengalami peningkatan permintaan produk. Semula kegiatan produksi hanya dilakukan 2 kali seminggu, bertambah menjadi 4 hingga 5 kali seminggu, sehingga otomatis omzet ikut meningkat. Hal tersebut disebabkan karena bertambahnya kepercayan dari konsumen, reseller dan perusahaan rekanan. Salah satu prestasi setelah menerapkan SNI yang dibanggakan Nurul, adalah UMKM nya dipercaya menjadi penyedia bahan makanan pada restoran sushi terkemuka di Indonesia.
Selain itu, Nurul juga dipercaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk bergabung dalam tim pembinaan masyarakat, Nurul bertugas untuk membina dan melatih masyarakat lokal Merauke dalam pengolahan abon, dengan harapan menjadi produk khas daerah di masa mendatang.
Nurul pun mendorong UMKM lainnya untuk mensertifikasi produknya sesuai SNI, karena yang dirasakannya setelah mendapatkan SNI adalah omzet yang meningkat, timbul rasa percaya dari dan mutu produk lebih terjaga. (ARW)