Penerapan SNI Tidak Akan Mematikan Sektor UMKM
JAKARTA (Pos Kota)- Keharusan menerapkan standar nasional Indonesia (SNI) bukan bermaksud mematikan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), inovasi atau daya kreativitas. Justeru SNI diperlukan sebagai bagian dari jaminan kualitas dan keamanan produk bagi masyarakat penggunanya.
“Kita sepakat bahwa keselamatan manusia harus dinomor satukan, apapun produk yang digunakan atau dikonsumsinya,†ujar Kepala Pusat Sistem Penerapan Standar, Badan Standardisasi Nasional (BSN) Zakiyah kemarin.
Menurut Zakiyah, tanpa SNI, tak terbayangkan bagaimana orang mengonsumsi makanan yang ternyata mengandung zat berbahaya, mengendarai kendaraan bermotor tanpa pengaman dalam mengantisipasi resiko kecelakaan. Atau bahkan yang sering kita saksikan bencana kebakaran lantaran penggunaan produk listrik tanpa jaminan kualitas.
Zakiyah mengingatkan SNI tak sekedar menjadi jaminan kualitas dan keamanan produk. SNI pada era Masyarat Ekonomi Asean (MEA) juga sekaligus menjadi daya ungkit produk lokal menuju pasaran global.
“MEA telah membuat produk impor membanjiri pasar domestik. Produk lokal yang tak memiliki SNI tentu akan tergilas akibat ketidakpercayaan masyarakat,†tambahnya.
BSN sendiri diakui terus melakukan pembinaan dan sosialisasi pentingnya SNI ini kepada pelaku usaha kecil dan menengah. Intinya bagaimana para pelaku UMKM terfasilitasi untuk menerapkan SNI pada produk yang dihasilkan.
“Melalui pembinaan kepada pelaku usaha, tujuan dari SNI lebih efektif. Selain melindungi konsumen dari masalah keamanan, keselamatan, kesehatan, dan fungsi kelestarian lingkungan hidup, SNI meningkatkan daya saing produk lokal,†ungkapnya.
Anggapan Keliru
Jadi, lanjut Zakiah, anggapan penerapan SNI akan mematikan usaha kecil, kreatifitas maupun inovasi adalah anggapan yang keliru. Justeru penerapan SNI mencoba memfasilitasi inovasi supaya bisa mengarah kepada hilirisasi. Dengan hilirisasi akan mendorong produk massal, yang imbas berikutnya merekrut tenaga kerja.
Oleh sebab itu, pembinaan dan bantuan pelaku usaha mikro dan kecil meraih SNI perlu melibatkan berbagai pihak baik dari kementerian, lembaga pemerintah, maupun pemerintah daerah.
BSN sendiri memiliki program pembinaan dan fasilitasi UKM hingga mereka mampu menerapkan SNI secara konsisten dan bisa memperoleh sertifikasi SNI baik sertifikasi sistem manajemen seperti SNI ISO 9001, HACCP maupun sertifikasi produk.
Bekerja sama dengan stakeholder termasuk universitas, BSN telah melakukan pembinaan kepada 322 industri/organisasi dalam menerapkan SNI pada tahun 2015. (inung/win)