SNI untuk Kuatkan Daya Saing UMKM
Proses bisnis standardisasi dan penilaian kesesuaian (SPK) yang dibagi dalam 4 kelompok yaitu perumusan Standar Nasional Indonesia (SNI), penerapan SNI, penilaian kesesuaian atau conformity assessment, dan Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) adalah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk-produk Indonesia, termasuk produk UMKM.
Demikian disampaikan oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad dalam Webinar Penguatan Daya Saing IKM Melalui Konsep Factory Sharing Agar Sukses di Market Nasional & Ekspor yang diselenggarakan oleh Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu (KOPITU) pada Selasa, (22/12/2020).
“Sesuai dengan arahan Presiden, bahwa gerakan bangga buatan Indonesia harus disertai dengan gerakan peningkatan kualitas dan daya saing, maka standar produk menjadi penting sehingga mampu bersaing dengan negara lain,” ungkap Kukuh.
BSN sendiri memiliki program pembinaan UMKM melalui penyediaan SNI dan standar lain; pembinaan penerapan SNI (role model); pembiayaan sertifikasi; penguatan akses pasar; kerja sama dan pengakuan internasional.
“Secara kumulatif hingga tahun 2020 ini terdapat 803 UMKM yang dibina oleh BSN, yang ber-partner dengan banyak pihak diantaranya Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Swasta, BUMN, Komunitas, juga Lembaga Penilaian Kesesuaian,” papar Kukuh.
Kukuh memberikan contoh produk-produk inovasi yang didampingi oleh BSN dari segi penerapan standarnya, yaitu converter kit untuk mesin bensin perahu nelayan, yang merubah bahan bakar minyak menjadi gas untuk perahu-perahu nelayan yang sebagian besar masih menggunakan solar, tanpa merubah mesin kapalnya. Sudah dibuktikan dengan menggunakan bahan bakar gas, para nelayan menjadi lebih hemat hampir 80% dibanding bahan bakar solar.
Contoh lainnya, adalah KANABA (Karya Anak Bantul) yaitu industrial laundry equipment, yang memproduksi mesin cuci besar untuk hotel, rumah sakit, dan lain-lain yang memerlukan mesin cuci dengan volume besar. “Baru-baru ini UMKM yang mendapatkan SNI adalah sepeda Kreuz,” tambah Kukuh.
BSN terus menjangkau layanannya kepada masyarakat terutama UMKM di seluruh Indonesia dengan kehadiran Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN di Pekanbaru, Palembang, Bandung, Surabaya, serta Makassar.
Terkait dengan konsep factory sharing, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, “Factory sharing bagi IKM adalah metode yang baik dan mampu dikembangkan mengingat suatu teknis produksi yang dikerjakan bersama sehingga tercipta efisiensi produksi itu sendiri, sekaligus peningkatan kualitas produk dan penguatan konektivitas bagi para IKM. IKM tidak berdiri sendiri namun secara bersama-sama dan lebih mudah dan cepat untuk berkembang.”
“Factory sharing sebenarnya sudah dijalankan dalam bentuk sentra IKM, menggunakan bahan baku serupa. Sehingga menciptakan IKM-IKM yang berkualitas dan memperkuat daya saing nasional,” lanjut Menteri Agus Gumiwang Kartasasmita.
Di era digital hari ini, para UMKM terus diarahkan untuk ‘Go digital’, Ketua Umum Kopito, Yoyok Pitoyo mengatakan “Transformasi penjualan saat ini berubah dari off line menjadi online, berarti UMKM harus go digital melalui platform e-Commerce. Namun pada platform market place tersebut banyak produk UMKM menghadapi tantangan yang kuat bahkan hingga 6 bulan tidak terjadi transaksi di platform e-Commerce. Factory sharing membawa solusi dengan memproduksi produk bersama-sama UMKM lainnya di satu lokasi melalui dukungan pemerintah seperti pengadaan manajemen hingga standardisasi, dukungan hak cipta, merk, halal yang sifatnya one stop service.”
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih mendukung UMKM go digital, “Smart Sentra adalah aplikasi yang bertujuan untuk memudahkan program pembinaan Sentra IKM. Dalam Aplikasi ini terdapat profil sentra, ruang belajar, peluang kemitraan dengan sentra IKM, Smart Sentra akan diluncurkan awal tahun depan.“
Dalam factory sharing, para pelaku usaha yang memiliki komoditi sama atau serupa bekerja secara bersama-sama sehingga tercipta efisiensi produksi. Melalui cara ini, peningkatan kualitas produk dan penguatan konektivitas diantara banyak UMKM akan lebih mudah diwujudkan. (PjA – Humas).