

UMKM Hebat, Berani Ekspor!
Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah ada digenggaman, tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pelaku UMKM harus dapat memanfaatkan kesempatan MEA dengan membuat produk yang mampu menguasai pasar domestik dan sekaligus dapat diekspor ke negara tetangga. Jika tidak, justru yang dapat terjadi adalah sebaliknya, produk dari negara tetangga yang bakal membanjiri tanah air. Karena dua hal itulah banyak yang menyebut MEA sebagai hal yang memiliki manfaat sekaligus ancaman yang sangat ‘dekat’ bak dua sisi mata uang.
Untuk mendongkrak kemampuan pelaku UMKM dalam menghadapi era MEA tersebut, Kontan sebagai media bisnis dan investasi dari Kelompok Kompas Gramedia (KKG) bersama BRI Peduli menyelenggarakan workshop yang bertema “UMKM Hebat, Berani Ekspor di Era MEA†khusus untuk Pelaku UMKM di daerah Sumatera Utara. Dalam acara ini, ikut menghadirkan nara sumber dari BSN, Erniningsih selaku Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi, Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Bertempat di Hotel Santika Dyandra Medan, 28 Juli 2016, Erniningsih memberikan penjelasan mengenai peran standardisasi dan penilaian kesesuaian dalam meningkatkan daya saing UMKM menghadapi era MEA. Erniningsih memaparkan bahwa BSN turut mengemban tugas dalam rangka memajukan perekonomian dalam negeri yang berdikari. Dengan amanah UU No. 20 tahun 2014 Pasal 53, BSN bersama dengan kementerian dan lembaga pemerintah lain melakukan pembinaan kepada pelaku usaha dalam menerapkan SNI hingga memperoleh sertifikat SNI. Dukungan SNI bagi pembangunan nasional Indonesia terus berlangsung hingga saat ini, sebagai contoh yang sedang booming baru-baru ini adalah SNI pasar rakyat yang ditetapkan dengan tujuan menghidupkan kembali tempat jual beli tradisional yang hampir tergilas oleh pusat perbelanjaan modern. Banyak produk Indonesia yang telah go global, untuk itu Erniningsih mendorong UMKM di Medan agar berani ekspor dengaan meningkatkan kualitas produknya dan memenuhi standar yang dipersyaratakan.
Peserta UMKM dari Medan dan sekitarnya yang terdiri dari beberapa bidang seperti makanan, pertanian, konveksi, dll cukup antusias dengan pemaparan Erniningsih dan menanyakan terkait biaya sertifikasi SNI dan bagaimana proses pendaftarannya. Erniningsih pun menjelaskan bahwa BSN maupun Pemda memberikan insentif dengan melakukan pembinaan untuk pemenuhan SNI dan memfasilitasi biaya sertifikasi SNI bagi usaha mikro kecil.
Dalam workshop yang dihadiri oleh lebih dari 50 UMKM tersebut, Erniningsih menggandeng salah satu role model Penerap SNI yang berada di Sumatera Utara, yakni PT. Pasific Medan Industri (PAMIN). PT. PAMIN merupakan perusahaan penghasil produk minyak goreng dengan merk dagang Avena dan Madina, yang telah secara sukarela menerapkan SNI 7709:2012 tentang Minyak Goreng Kelapa Sawit. Diwakili oleh Eviyanti Tarigan, selaku Manager Representative PT. PAMIN, Eviyanti memberikan gambaran mengenai manfaat penerapan SNI bagi perusahaannya beserta kiat-kiat jitu menerapkan SNI. Diharapkan dengan informasi dan contoh nyata yang disampaikan Eviyanti, menjadi inspirasi bagi UMKM lainnya untuk dapat memproduksi barang/jasa yang mengacu pada standar.