

Zulpah Batik Madura
Batik dan Indonesia, seperti dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Batik merupakan kain khas Indonesia yang telah digunakan sejak dahulu kala. Saat ini setiap daerah hampir mempunyai ciri khas batik sesuai dengan karakter wilayah masing-masing. Di antara berbagai jenis kain batik yang berasal dari daerah di Indonesia, boleh dibilang batik Madura termasuk batik yang mempunyai motif cukup beragam dengan warna yang lebih berani. Diperkirakan batik dari Madura ternyata sudah ada sejak abad ke-13 dan mulai dikenal luas pada abad ke-17. Salah satu pelaku UMKM batik Madura yang cukup terkenal di Madura saat ini adalah Zulpah Batik. UMKM yang berdiri di Bangkalan, Madura pada tahun 2008 dirintis oleh sepasang suami istri yang bernama Ibu Hj. Wurrotul Muhajjallah dan Bapak Alim Hafidz yang beralamat di Jl. Pelabuhan Sarimuna, Desa Paseseh, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan - Madura, Jawa Timur.
Meskipun masih skala UMK, tapi pemilik usaha yang mempekerjakan 6 orang karyawan inti dan 300 orang pekerja lepas ini mempunyai nilai dan tanggung jawab sosial yang tinggi. Zulpah Batik Madura ini memiliki fokus utama untuk andil dalam pemberdayaan masyarakat sekitar dan melestarikan serta memperkenalkan Batik Tanjung Bumi beserta motif dan corak warna yang merefleksikan karakter masyarakat lokal. Zulpah Batik Madura juga sering memberikan pelatihan terkait teknik membatik kepada pelajar SD, SMP, SMA, hingga Mahasiswa yang datang langsung ke tempat produksi Zulpah Batik Madura. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh PT. Petrokimia Gresik sebagai bapak angkat pembina kepada Zulpah Batik benar-benar dipraktekan oleh pemilik UMKM ini untuk terus melakukan perbaikan dan pemasaran agar mampu berdaya saing tinggi. UMKM ini sudah sering ikut pameran dagang yang diselenggarakan di nasional maupun luar negeri.
Atas usulan dari PT. Petrokimia Gresik juga, Zulpah Batik Madura diberikan pembinaan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI). Pada awalnya, Bapak Alim belum mengetahui jika Batik pun memiliki SNI. Adapun SNI yang telah diterapkan oleh Zulpah Batik Madura adalah SNI 8302:2016 Batik tulis – Kain – Ciri, syarat mutu dan metode uji, SNI 8303:2016 Batik cap – Kain – Ciri, syarat mutu dan metode uji, dan SNI 8304:2016 Batik kombinasi – Kain – Ciri, syarat mutu dan metode uji. Dengan pembinaan penerapan SNI yang dilakukan BSN, Bapak Alim merasakan manfaat bagi dirinya maupun karyawannya. Beliau pun memahami bahwa perlu adanya suatu sistem yang dapat mengendalikan proses produksi dengan prosedur/SOP yang dibuat. Selain itu dengan pencatatan yang ada, membantu UMKM untuk memonitor usahanya menjadi lebih tertib dan rapi. Dengan penerapan SNI, menambah wawasan bagi Bapak Alim dalam menjaga konsistensi mutu produk.
Gambar 1. Beragam Motif Batik Hasil dari Zulpah Batik Madura
Tantangan bagi Bapak Alim dalam melakukan penerapan SNI adalah pemeliharaan dokumen dan implementasi SNI secara konsisten untuk menjaga mutu produk, karena hal ini memerlukan kesabaran dan kedisplinan. Untuk mem-branding produknya yang sudah ber-SNI, Bapak Alim mengusulkan kepada BSN bahwa perlu memberikan edukasi kepada konsumen dalam memilih produk yang ber-SNI. Hal ini menjadi harapan kita semua agar masyarakat menjadi lebih cerdas dalam memilih produk yang aman dan berkualitas. Batik yang ber-SNI yaitu batik yang dibuat dengan memenuhi kriteria mutu yang dipersyaratkan dalam SNI dan telah melalui metode pengujian batik yang telah distandarkan. Sehingga batik yang dihasilkan memiliki mutu / kualitas yang sama antara satu produk dengan produk lainnya. Melalui fasilitasi pembinaan penerapan SNI oleh BSN ini, Zulpah Batik Madura diharapkan dapat meningkatkan mutu produk yang lebih baik dan berdaya saing serta mengembangkan pangsa yang lebih luas.
Gambar 2. Ibu Nur Hidayati - BSN (kiri) Bersama Bapak Alim - Pemilik Zulpah Batik (tengah) dan perwakilan dari PT. Petrokimia Gresilk Saat Acara Lunch Meeting Kolaborasi Pemberdayaan di Jakarta, 10 Maret 2020