Batik Mutiara Hasta (BMH)
Nama UMKM : Batik Mutiara Hasta – Classical & Contemporary
Nama merek dagang : Batik Mutiara Hasta
Produk yang dihasilkan : Batik tulis, batik kombinasi, batik cap
Nama pemilik : Rujiman Slamet
Tahun didirikan : 2006
Alamat perusahaan : Rogo Jembangan Timur RT 05 RW 05 Nomor 4, Kel. Tandang, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah
Alamat email : mutiarahastabatik@gmail.com
umlah karyawan : 19 (sembilan belas) orang; 11 (sebelas) orang tetap
Visi organisasi : Menjadi institusi penunjang bisnis batik terbesar, terpercaya dan saling memberi manfaat/keuntungan dengan menjunjung tinggi etika dan norma yang berlaku.
Menerapkan SNI nomor : 1. SNI 8302:2016 2. SNI 8303:2016 3. SNI 8304:2016
Area pemasaran : Jawa Tengah, Bali, Lombok, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan
Alasan menerapkan SNI : Untuk membuktikan dan mengetahui standar kelayakan kualitas dan kuantitas produk batik
Perbandingan omzet sesudah dan sebelum mendapatkan sertifikat SNI : meningkat 70%
Testimonial : Batik Mutiara Hasta (BMH) Classical & Contemporary didirikan resmi pertama kali di Yogyakarta pada tanggal 15 Oktober 1990, dengan modal keberanian dan visi misi yang kuat. Sejak tahun 2006, BMH berpindah ke Semarang dengan melebarkan sayap bisnisnya. Tidak hanya menjalankan usaha produksi batik, BMH juga menjadi lembaga pelatihan bagi pengrajin batik. Hal ini dikarenakan sulitnya mencari tenaga kerja membatik untuk dipekerjakan di kantor cabang, sehingga muncul gagasan untuk melahirkan sendiri tenaga pembatik tersebut. Pelatihan yang ditawarkan yaitu pelatihan membatik serta pelatihan pewarnaan sintetis dan alam. Pada tahun 2013, dengan mengedepankan jiwa sosial, Rujiman Slamet sang pemilik, merekrut karyawan tuna rungu sebagai pengrajin batik. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi membatik dari masyarakat difabel dan membantu memasarkan karya-karya mereka. Dengan ini diharapkan kaum difabel pun dapat turut berkarya, memiliki keterampilan, sekaligus memiliki lapangan pekerjaan yang mau menerima keterampilan mereka. BMH ingin turut berpartisipasi dalam mendukung penggunaan batik dalam negeri dan ikut mengembangkan bisnis batik Indonesia yang telah menjadi ciri khas kepribadian bangsa. Namun tak hanya berbisnis batik, BMH menginginkan batiknya memiliki kualitas yang terjamin agar layak dipasarkan baik skala nasional maupun internasional. Oleh karena itu, ketika BSN hadir dengan program pembinaan penerapan SNI di tahun 2017, Rujiman Slamet dan karyawannya menyambut baik dan berkomitmen penuh untuk menerapkan standar SNI dalam proses produksi batiknya. Pada tahun 2018, perjuangan BMH terbayar dengan dikeluarkannya sertifikat SNI Batik dari LS Pro Toegoe Yogyakarta. Kini dengan adanya sertifikat SNI, pasar mereka semakin terbuka, semakin banyak orang yg membuktikan kualitas Batik Mutiara Hasta. Karyawan pun turut merasakan dampak penerapan SNI. Proses produksi menjadi lebih efisien, angka cacat produksi pun menurun secara signifikan.