Batik Semarang 16
Nama UMKM : CV. Batik Semarang 16
Nama merek dagang : Batik Semarang 16
Produk yang dihasilkan : Kain Batik, Baju, Aksesoris
Nama pemilik : Cattleya Adi Putri Virani
Tahun didirikan : 2005
Alamat perusahaan : Jl. Raya Sumberejo Rt 02 Rw 05 Kel.Meteseh Tembalang
Alamat email : batiksemarang 16@yahoo.com
Jumlah karyawan : 37
Visi organisasi : Berperan aktif dalam meningkatkan kepedulian masyarakat untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia sehingga dapat berpartisipasi dalam program pengentasan kemiskinan dengan memberikan keterampilan kepada masyarakat.
Menerapkan SNI nomor : SNI 8302:2016, SNI 8303:2016, SNI 8304:2016
Area pemasaran : Semarang dan sekitarnya
Alasan menerapkan SNI : 1)Agar dapat meningkatkan daya saing melalui peningkatan kualitas produk sesuai standar 2) Dapat melakukan proses produksi secara efisien 3)Dapat meningkatkan kualitas SDM dan manajemen organisasi
Testimonial : Berawal dari dibukanya pelatihan membatik untuk ibu ibu yang tinggal di sekitar Jl. Bukit Seroja I Perum Sendangmulyo Tembalang oleh ibu Umi S Adi Susilo pada tanggal 25 Januari 2005. Maka sejak itulah berdiri/lahir sanggar Batik Semarang 16. Nama Semarang 16 sendiri terinspirasi dari tempat produksi batik yang berada di Kota Semarang. Sedangkan 16 diambil dari Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 16 yang berarti “lebah madu”, yang juga pernah dibuat sebagai motif batik yaitu motif lebah madu. Pada awalnya benih ketertarikan ibu Umi pada kreasi seni adi luhung pada selembar kain yang dikenal sebagai batik ini mulai muncul manakala beliau mengikuti pelatihan pengembangan kepribadian di Semarang Study Center (SSC) di Jl. Singosari II/7 Semarang yang pada saat itu dipimpin oleh Ibu Rahayu Panggardjito, dimana sang instruktur merupakan seorang yang sangat mencintai batik & salah satu kolektor batik di negeri ini. Sang instruktur inilah yang mengenalkan Ibu Umi dengan beragam motif batik nusantara seperti batik dari Solo, Jogja, Pekalongan dan Lasem. Tak dipungkiri hal inilah yang kemudian juga menjadi salah satu pendorong semangat ibu Umi untuk belajar membatik. Pada produksi pertama batik tulisnya beliau membuat ulang/me-repro batik2 Belanda yang dikreasi di Semarang seperti batik Ny. Franquenmont & Ny. Ossterom, hingga kemudian timbul keinginan dalam diri beliau untuk lebih mengenalkan batik pada masyarakat. Keinginan beliau tersebut kemudian diwujudkan dengan membuka pelatihan membatik bagi kalangan umum di sekitar tempat tinggal nya sehingga orang yang tertarik belajar membatik tidak perlu pergi ke Jakarta seperti beliau. Ibu Umi menjalin kerjasama dengan Pemkot Semarang dengan mengadakan pelatihan-pelatihan membatik. Sebagai contohnya adalah pelatihan untuk para pengrajin batik dan calon pengrajin batik di kampung batik Semarang di daerah Bubakan dan pelatihan membatik di bekas gedung Marabunta Semarang. Sejak tahun 2006, sanggar batik Semarang 16 menciptakan motif-motif khas Semarang. Ikon-ikon atau landmark Kota Semarang di eksplorasi sebagai motif, misalnya: Lawangsewu (Lawangsewu Ngawang, Lawangsewu Kekliteran Sulur, Lawangsewu Kekliteran Asem), Greja Blendoek (Greja Blendoek Kekliteran Asem), Tugu Muda (Tugu Muda Kekliteran Sulur, Tugu Muda Kekliteran Asem), Klenteng Sam Po Kong (Ceng Ho Neng Klenteng), dsb. Flora & fauna khas Semarang juga menjadi bagian yang di eksplorasi menjadi salah satu motif batik Semarang 16. Ada motif Asemarang dengan berbagai macam variannya (asem gedhe, asemarang), blekok srondol, mliwis/burung belibis (mliwis rowosari), burung merak dengan berbagai variannya (merak mangu, merak njeprak). Selain motif artefak Kota Semarang & flora fauna Kota Semarang, kekayaan kuliner Kota Semarang juga menjadi bagian yang secara serius di riset & di eksplorasi menjadi motif batik Semarang 16. Bandeng presto yang begitu populer sebagai oleh2 khas Semarang dibuat motif dengan beberapa varian yang antara lain yaitu: mina cinakingan yang secara harafiah motif berarti “ikan oleh2”. Jenis kuliner khas yang lain misalnya tahu gimbal yang dibuat motifnya dengan nama “Urang Jinejer Tahu” (udang bersanding tahu), tak ketinggalan lumpia, ganjel rel, wingko babad, tahu pong, moci, sentiling dsb nya. Setelah menempuh perjalanan panjang, melewati banyak rintangan perjalanan batik semarang 16 masih saja konsisten dengan cita-cita awal dari sang pendiri yaitu Ibu Umi S Adi Susilo. Dalam memproduksi batik untuk dipasarkan batik Semarang 16 sangat menjaga mutu dan kualitas dari batik2 yang dipasarkannya. Atas usahanya mempertahankan mutu dan kualitas nya maka batik Semarang 16 memperoleh sertifikat SNI dengan No. 027/T-PCB/PT/III/2018 dari Lembaga Sertifikasi Produk Toegoe dari Balai Besar Kerajinan & Batik Yogyakarta & Kementrian Perindustrian pada tgl. 26 Maret 2018. Perolehan sertifikat SNI tersebut semakin memicu sanggar batik Semarang 16 untuk memproduksi & menghasilkan kain2 batik yang tidak saja cantik namun juga memiliki kualitas yang teruji.